Menurut Manahan, Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto membentak dan mengacungkan pistol saat hendak diperiksa. Saat itu POM TNI AL dan Propam Polri melakukan razia gabungan atas perintah Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.
"Mereka seperti orang mabuk karena mereka seolah-olah tidak peduli dengan situasi. Kalau normal kan bisa tahu ada operasi dan koordinasi sama kita," kata Manahan saat dihubungi detikcom via telepon, Minggu (8/2/2015).
Saat hendak diperiksa, 2 perwira Polri itu tak mau menunjukkan identitas. Setelah ditangkap, mereka baru mengaku sebagai anggota Polri.
"Setelah ditangkap, mereka baru bilang Polri. Kita sempat ajukan saran untuk tes urine tapi mereka nggak mau. Kita ada kok bukti-bukti, foto lengkap," ucap Manahan. Menurutnya, selain 2 perwira itu, ada juga orang-orang lain yang dijaring petugas gabungan.
"Nggak apa-apa kalau memang tugas, tapi kenapa nggak ngaku. Mereka laporannya cuma berdua, kalau kita ada 48 orang karena memang lagi operasi. Ada dari Propam juga, kita memang lagi penegakan ketertibakan gabungan," ujar Manahan.
Manahan membenarkan adanya pemukulan terhadap 2 perwira polisi itu. Namun hal tersebut terpaksa dilakukan karena petugas razia gabungan membela diri.
"Pemukulan membela diri karena mereka mengacungkan pistol. Mereka membentak saat diperiksa, dan mengacungkan pistol sehingga petugas membela diri. Akhirnya diamankan. Lalu dilaksanakan koordinasi dengan Polri dan diserahkan ke kesatuannya. Saya ingin meluruskan, nggak ada kok kita gimana-gimana sama Polri. Orang kita langsung koordinasi dengan Polri," imbuh Manahan.
Tanggapan POLRI
Berbeda dengan keterangan TNI Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto membenarkan kejadian tersebut. Kata dia, pihaknya sangat menyesalkan adanya pengeroyokan terhadap anggotanya, yang masing-masing berinisial TA dari Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro dan BH, seorang perwira menengah (Pamen) Polri.
"Insiden itu benar terjadi. Kami meyesalkan hal itu," ujar Heru saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Minggu (8/2/2015). Kata dia, saat ini kedua anggota polisi itu tengah dirawat di RS Siloam, Tangerang, Banten.
Dia mengaku sangat kecewa lantaran anggota Polri tersebut dikeroyok ketika sedang melakukan tugas khusus dari Bareskrim Polri. "Saya mengatakan hal demikian (kekecewaan) karena anggota sedang melaksanakan tugas khusus dari Bareskrim Polri," imbuh dia.
Kejadian tersebut bermula ketika tim Satgas Bareskrim Mabes Polri sedang mengadakan pertemuan dengan beberapa agen di kafe Bengkel. Tiba-tiba anggota TNI AL yang dipimpin Kolonel Nazali Lempo datang dengan mengatakan tengah melakukan operasi Penegakan Ketertiban (Gaktib).
Saat itu, anggota polisi menyampaikan pihaknya tengah menggelar kegiatan Polri. Namun sejumlah anggota TNI dikabarkan mengeroyok 2 polisi dan dilanjutkan dengan penganiayaan. Kedua korban itu kemudian dimasukkan ke mobil truk dan dibawa keliling kota Jakarta sambil merazia tempat hiburan yang lainnya.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi dari pihak TNI. Saat dihubungi Liputan6.com, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen M Fuad Basya mengaku akan mengecek terlebih dahulu kabar tersebut. (Riz/Ado)
http://news.detik.com/read/2015/02/08/142252/2826812/10/tni-al-polisi-yang-dipukul-di-bengkel-cafe-membentak-dan-acungkan-pistol?991104topnews
http://news.liputan6.com/read/2172730/polri-benarkan-2-anggotanya-dikeroyok-personel-tni
0 Response to "Kompol Teuku Arsya Khadafi dan Kompol Budi Hermanto Dihajar Anggota TNI "
Posting Komentar